Sesar Citarik, Sesar Aktif Gempa Dekat Bogor, Jakarta dan Bekasi

 


KOTA BEKASI - Sesar Citarik membentang membelah Jawa Barat dari selatan sampai utara, mulai dari Teluk Pelabuhan Ratu, antara Gunung Salak - Pangrango, Bogor, Jonggol dan berujung di Bekasi.


Apa itu sesar gempa? Secara geologi istilah sesar disebut juga dengan patahan atau fault. Pergerakan sesar atau patahan ini dapat menyebabkan terjadinya gempa bumi.


Di Indonesia, sesar atau patahan gempa tersebar di beberapa wilayah. 


Secara geografis Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudera yang menyebabkan Indonesia dilalui tiga jalur lempeng tektonik, yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik


Lempeng Indo-Australia bergerak relatif ke arah Utara dan menyusup ke dalam Lempeng Eurasia, sementara Lempeng Pasifik bergerak relatif ke arah Barat. 


Pergerakan lempeng benua dan lempeng samudera terkadang saling mengunci sehingga menyebabkan pengumpulan energi yang berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik tersebut tidak lagi kuat menahan gerakan tersebut sehingga terjadi pelepasan mendadak yang disebut sebagai gempa bumi. 


Gempa bumi biasanya terjadi di jalur sesar atau patahan.


Keberadaan sesar Citarik ini menarik, ternyata sangat dekat dengan DKI Jakarta dan aktivitas sesar ini masih aktif setidaknya sampai 2021 kemarin.


Dalam laporan BMKG 2021, tentang Mitigasi Gempa Bumi Akibat Sesar Aktif yang ditulis oleh Koordinator Mitigasi BMKG Daryono pada saat  itu, terungkap fakta bahwa daerah pinggiran Jakarta pernah menjadi pusat gempa, yaitu Bekasi dan Jonggol, yang diduga dari aktivitas sesar Citarik yang membentang dari selatan Sukabumi di Pelabuhan ratu, sampai pesisir utara Kabupaten Bekasi.


BMKG mencatat pada 10 Desember 2019 terjadi gempa magnitudo 3,2, pusat gempa berada di Bekasi


Gempa dengan magnitudo 3.2 ini terjadi pada pukul 12:54:22 WIB dan kedalaman 4 kilometer.


Gempa ini berlokasi di 6.54 Lintang Selatan dan 107.08 Bujur timur atau berpusat di darat 22 kilometer Barat Daya Kabupaten Bekasi.


Menurut BMKG jika ditinjau dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempa bumi yang terjadi merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal.


Dampak gempa yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG dan berdasarkan laporan dari masyarakat, gempa bumi ini dirasakan di wilayah Cikarang dengan skala intensitas II - III MMI, di Cibarusah dengan skala intensitas II - III MMI.


Pada 4 Januari 2021 terjadi gempa magnitudo 2,4, pusat gempa terjadi di Jonggol.


"Kedua gempa ini menjadi bukti adanya sumber gempa sesar aktif dekat Jakarta, Bogor dan Bekasi," tulis Daryono dari BMKG.



Menurut peneliti ahli utama di Pusat Survei Geologi Bandung Sidarto, Sesar Citarik membentang panjang. Jalur sesarnya diperkirakan dari pantai selatan Sukabumi hingga pantai utara Bekasi.


Menurut Sidarto, sesar Citarik harus diperhitungkan dalam perencanaan pengembangan infrastruktur di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, serta Pelabuhan Ratu.


Sidarto pernah meneliti keberadaan sesar itu pada 2008-2009. “Sesar Citarik yang menamakannya itu saya,” Namanya berdasarkan Sungai Citarik yang dekat lokasi patahan atau sesar. 


Penelitiannya menggunakan metode remote sensing atau penginderaan jarak jauh


Jalur sesar itu, menurutnya, dari pantai selatan ke pantai utara dan diduga masih terus ke laut. Arah patahannya utara-timur laut dan selatan-barat daya. 


Garis jalurnya memotong Jawa Barat melalui Pelabuhanratu, kemudian wilayah Bogor hingga Bekasi. “Jalur sesar Citarik kalau di Bekasi sudah tertutup endapan alluvial yang tebal dan banyak rumah,” kata Sidarto.


Di wilayah utara itu dia pernah melakukan pengukuran kondisi geologinya. “Kalau batuan itu sudah terkena sesar jadi retak-retak hancur sehingga nilai densitas (kekuatan tanah) dan gravitasinya rendah,” ujar dia.


Sesar Citarik terbagi ke beberapa segmen. Namun, sejauh ini belum diketahui berapa kekuatan maksimal gempanya. Riset mengenai sesar aktif itu, kata Sidarto, masih sangat sedikit.


Aktivitas sesar ini paling tidak sejak tektonik Miosen Tengah dan sampai sekarang masih aktif. Kombinasi sesarnya naik dan mendatar. 


(Red)

Lebih baru Lebih lama